Dampak perjodohan bahkan pernikahan dini bagi anak perlu diketahui oleh orang tua. Berita viral tentang perjodohan di usia belia akhir-akhir ini bertentangan dengan dunia anak. Di usia yang masih anak-anak sebaiknya diisi dengan bermain dan bereksplorasi untuk mempersiapkan diri menjadi bagian dari generasi hebat saat dewasa nanti. Apa kata narasumber baik menanggapi berita viral tersebut?
Hai Teman Baik Ipedia!
Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perkawinan menyebutkan bahwa batas minimal umur perkawinan baik bagi mempelai pria maupun wanita adalah berusia 19 tahun. Hal ini sesuai dengan kategori usia manusia menurut Kementerian Kesehatan dimana usia 19 tahun adalah usia awal fase dewasa.
Berita viral yang memberitakan tentang lamaran anak berusia 10 tahun mendapat banyak respon dari masyarakat yang peduli dengan anak. Adanya perjodohan maupun pernikahan dini ini dikhawatirkan akan berdampak bagi anak. Narasumber Podcast Dunia Perempuan episode 34 yang merupakan seorang praktisi bidang pranikah, parenting dan keluarga, Rimalia Karim, S.KM., MM, akan memberikan opininya tentang dampak perjodohan dan pernikahan dini bagi anak.
Perjodohan dan Pernikahan Muda di Indonesia
Pada suku dan komunitas tertentu di Indonesia masih ada yang menjadikan pernikahan usia muda sebagai tradisi yang dijunjung tinggi. Oleh karena itu, mereka yang menjadi bagian dari suku maupun komunitas ini akan merasa tidak menghormati adat dan budayanya apabila tidak menjalankan tradisi tersebut.
Adanya tekanan sosial untuk menjalankan tradisi menikah muda ini pada akhirnya berkaitan dengan perjodohan usia belia. Perjodohan ini ibaratnya menjadi solusi bagi orang tua sebagai persiapan sebelum menikah. Apalagi jika ditumpangi dengan faktor lainnya, seperti ekonomi.
Perjodohan usia dini sebagai persiapan pranikah dapat menjadi suatu hal yang baik atau buruk. Penilaian ini tergantung dari tujuan maupun pertimbangan alasan terjadinya perjodohan tersebut. Di dalam masyarakat Indonesia ada banyak alasan yang menjadi latar belakang terjadinya perjodohan dini ini yang diantaranya adalah:
Mempersiapkan pernikahan dari jauh hari
Menjaga marwah keluarga untuk mencegah perzinaan
Menjaga bibit bobot keturunan keluarga
Dampak Pernikahan Dini Bagi Anak
Menurut ibu Rimalia Karim, ada banyak dampak yang terjadi akibat pernikahan dini. Tidak hanya bagi anak-anak yang menjadi pasangan suami istri dan menjalani kehidupan pernikahan dini tersebut melainkan juga bagi orang tua mereka dan anak yang lahir dari pernikahan itu.
Kesehatan reproduksi adalah salah satu dampak yang menjadi perhatian utama ibu Rimalia Karim. Komplikasi kehamilan maupun persalinan rentan terjadi pada anak perempuan. Hal ini disebabkan tubuh anak perempuan masih dalam fase tumbuh kembang yang masih membutuhkan asupan nutrisi yang banyak. Tubuhnya belum siap untuk menerima kehadiran janin di dalam tubuhnya.
Dampak pernikahan dini tidak hanya dirasakan oleh anak perempuan melainkan juga anak laki-laki. (Rimalia Karim)
Fase kehidupan sebagai seorang anak adalah masanya untuk bermain dan bereksplorasi. Pada fase ini anak akan mencari tahu tentang dirinya, berusaha mengenali apa yang disukai serta bakat dan potensinya. Anak sedang senang-senangnya bermain dan bersosialisasi.
Jika fase tersebut terlewati dampak yang terjadi antara lain gangguan kesehatan mental, gangguan perilaku, orang dewasa yang memiliki kelakukan seperti anak. Ibu Rimalia juga mengatakan resiko terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
Baca juga: Salah Jurusan Kuliah.
Edukasi Masyarakat
Pemerintah Indonesia menurut ibu Rimalia tidak berdiam diri melihat fenomena pernikahan dini yang masih terjadi di tengah masyarakatnya. Regulasi untuk perlindungan anak sudah ada. Lembaga pemerintah yang memiliki program untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi maupun program lainnya yang bertujuan meningkatkan kesadaran dampak pernikahan dini sudah ada sejak dulu.
Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana caranya promosi dan edukasi ini dapat mencapai sasarannya. Bagaimana program yang diberikan oleh pemerintah untuk masyarakatnya ini dapat berhasil untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran sehingga terjadi perubahan perilaku.
Selain tantangan tersebut ada pula tantangan lainnya yang dihadapi oleh pemerintah yang mencakup berbagai sektor. Oleh karena itu, pemerintah tentu tidak dapat bekerja sendirian dan membutuhkan kerja sama dari para ahli di berbagai sektor tersebut.
Bidang apa saja yang ternyata juga perlu mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat? Apa saja dampak lainnya diluar bidang kesehatan yang perlu kita ketahui? Apakah yang dapat kita lakukan untuk berperan dan merespon fenomena ini? Apa yang perlu kita lakukan sebagai orang tua?
Untuk mengetahui jawabannya simak bincang seru tentang salah pilih jurusan bersama host Nur Laila di Podcast Dunia Perempuan #34: Perjodohan Dini = Pernikahan Dini, Emang Perlu?berikut ini.
Comentários