Membongkar rahasia di balik keunikan dan kelezatan oleh-oleh khas Tawangmangu yang legendaris. Yuk, simak kisah sukses berbisnis Telo Ungu di artikel ini ya!
Hai Sahabat Ipedia!
Sudah pernah berwisata ke Tawangmangu? Sebuah kawasan pariwisata di kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ini terkenal sebagai daerah wisata yang dingin. Selain udaranya yang sejuk, Tawangmangu juga terkenal dengan keindahan alamnya, seperti Air Terjun Grojokan Sewu dan Bukit Sekipan Tawangmangu. Daerah ini juga terkenal dengan hasil pertanian dan perkebunannya, salah satu hasil panennya ialah Ubi Ungu atau Telo Ungu.
Mengembangkan Bisnis Kuliner Keluarga
Cory Ariani ialah seorang ibu dan pengusaha asal Tawangmangu yang mengolah Telo Ungu menjadi kuliner yang lezat dan menjadi ikon khas oleh-oleh dari Tawangmangu. Sebelum Mbak Cory terjun ke dunia bisnis kuliner, rupanya Ayahnya sudah terlebih dahulu berkecimpung di dunia tersebut. Sejak tahun 2010, Ayah dari Mbak Cory sudah memulai bisnis kuliner Bakpia isi ubi ungu. Namun, bisnis yang digeluti Ayahanda masih menggunakan sistem penjualan konvensional, sehingga saat pandemi penjualannya pun anjlok. Saat itulah, Mbak Cory menawarkan diri untuk menjadi tim marketing dan coba menjualnya secara daring. Ia mengaku tergerak untuk ikut terjun langsung karena adanya tantangan dari salah satu program di Ibu Profesional, yaitu Ibu Bantu Ibu. Sejak itulah, Ia akhirnya terjun ke dunia kuliner khas Tawangmangu.
Inovasi Produk dari Pangan Lokal
Tak puas hanya menjadi marketing di bisnis keluarganya, Mbak Cory juga turut mengembangkan produk kulinernya. Dari yang hanya ada 2 varian produk, menjadi 5 varian produk. Semua variasi produk barunya Ia kembangkan dari pangan lokal khas Tawangmangu. Seperti varian produk singkong keju, yang menggunakan singkong lokal yaitu singkong jarak towo. Ia bertekad untuk mengembangkan potensi tanaman budidaya lokal Tawangmangu menjadi bahan baku utama produk kulinernya.
Baca juga: Mengubah Kerajinan Tangan Menjadi Cuan
Tantangan Terbesar
Dalam berbisnis tentunya Mbak Cory mengalami banyak tantangan. Menurutnya, tantangan terbesar yang Ia hadapi adalah pemasaran, terutama saat transisi dari pemasaran luring ke pemasaran daring karena pandemi. Setelah pandemi berakhir pun Mbak Cory sempat menghadapi tantangan karena harus memasarkan produknya secara luring dari awal lagi. Ia menawarkan produknya dari 1 toko oleh-oleh ke toko lainnya.
Berani berinovasi, berani menawarkan ke pasar, dan memiliki kepercayaan diri.
Ujar Mbak Cory saat ditanya tentang caranya menghadapi pasang surut usaha kulinernya saat itu. Sekarang produknya telah ada di lebih dari 60 toko oleh-oleh di Solo Raya dan sekitarnya.
Lalu, bagaimana cara Mbak Cory mempertahankan kualitas produk Telo Ungu sehingga mampu bersaing dengan produk lainnya? Saksikan video selengkapnya hanya di tayangan Berdikari dalam episode Kisah Sukses Telo Ungu hanya di Ipedia Berita Baik berikut ini:
Comments