Ditulis oleh: ranuhe
Ketika anak memasuki usia sekolah, orang tua akan mulai bersiap untuk memilih sekolah. Di masa kini, kebingungan memilih tidak hanya terbatas pada sekolah, tapi juga metode apa yang akan dipilih. Di antara yang banyak menjadi perbincangan adalah sekolah formal atau home schooling?
Hai Sahabat Ipedia!
Inspirasi baik dalam artikel kali ini, menghadirkan cerita dari tayangan kolaborasi Ipedia TV dengan Ibu Inklusif yang akan berbagi pengalaman para orang tua dalam membersamai putra-putrinya menuntut ilmu. Baik melewati pendidikan sekolah formal atau pun home schooling.
Narasumber dalam tayangan This is Me segmen Differ Fun: Formal Schooling vs Home Schooling adalah Ricca Nourma dan Ratih Nurlita Inaya. Mereka hadir untuk berbagi cerita pengalamannya sebagai orang tua dari anak yang bersekolah formal, serta Ika Pratidina dan Nia Rosy yang akan bercerita suka duka menjalani homeschooling bersama buah hatinya.
Baca juga: Tips Menumbuhkan Rasa Percaya Diri
Sekolah Formal, Pilihan Belajar Paket Lengkap
Sebagaimana sekolah formal pada umumnya, pandangan masyarakat tentu menganggap sekolah formal adalah yang terbaik. Fasilitas gedung, pengajar yang tersertifikasi, kurikulum dan jadwal belajar yang tetap, menurut Ika Pratidina, adalah nilai plus dari sekolah formal.
Dengan kesiapan seperti ini, jelas lebih memudahkan dalam proses belajar mengajar. Menurut Ika, ibu dari 3 anak yang menjalani home schooling, orang tua cukup memilihkan sekolah formal yang sekiranya memiliki visi dan misi yang selaras dengan keluarga.
Senada dengan apa yang disampaikan Ika, Nia Rosy menekankan kembali bahwa biaya sekolah formal nominalnya sudah ditetapkan di awal tahun ajaran. Kondisi seperti ini tentu memudahkan para orang tua dalam mempersiapkan rencana sekolah ananda. Nia sendiri, sudah menjalani home schooling selama 2 tahun terakhir.
Berbeda dengan sekolah formal, biaya untuk home schooling tidak bisa dipatok di satu angka. Besaran biaya yang dikeluarkan untuk home schooling akan berbeda tergantung jenis aktivitas pembelajaran yang dilakukan.
Hampir mirip dengan yang dikeluhkan Ika, bahwa sekolah formal pasti dilengkapi dengan ruang praktikum dan ruang kesenian, beserta dengan fasilitas pendukungnya. Sedangkan murid home schooling masih harus mencari tempat yang bisa menyediakan fasilitas untuk mempelajari materi tertentu.
Home Schooling, Lebih Fleksibel Meski Belum Tentu Murah
Salah satu yang menjadi keunggulan dari home schooling adalah fleksibilitas. Fleksibel dari segi waktu pembelajaran, tidak seperti sekolah formal yang harus mengikuti aturan sekolah. Fleksibel dari segi lokasi pembelajaran, di mana murid bisa belajar di mana saja.
Akan tetapi fleksibilitas dari home schooling ternyata menimbulkan tantangan lain bagi para orang tua. Karena pembelajaran yang fleksibel dari segi waktu dan lokasi, artinya tidak ada jadwal pasti untuk jam masuk dan jam pulang para murid. Orang tua dari murid home schooling perlu lebih menyiasati perihal antar jemput sang buah hati tentunya.
Menyinggung masalah biaya, asumsi orang bahwa home schooling lebih murah tidak selamanya benar. Padahal selama ini, masyarakat terbiasa menganggap bahwa home schooling lebih murah. Alasannya tentu karena tidak perlu membayar iuran sekolah. Hal ini disampaikan oleh Ratih Nurlita Inaya, ibu dari 4 anak yang belajar di sekolah formal.
Home schooling tidak selalu lebih murah dari sekolah formal, bahkan sekolah formal negeri di Jakarta saja sudah ada yang gratis.
Sedangkan home schooling sendiri, besaran biayanya bisa berubah dan bisa jadi lebih besar dari sekolah formal. Apalagi ketika anak tiba-tiba ingin belajar hal lain yang semula belum direncanakan dari awal. Ditambah lagi, orang tua perlu mencarikan komunitas sesama homeschooling untuk bisa beraktivitas bersama.
Ricca Nourma, ibu dari 3 anak dengan sekolah formal, justru mendapatkan pandangan baru tentang home schooling. Ia menyampaikan bahwa home schooling memerlukan banyak kesepakatan dan komitmen di awal baik bagi orang tua dan juga anak. Padahal semula, beliau menyatakan ketertarikannya terhadap home schooling karena melihat kurikulumnya yang bisa disesuaikan kebutuhan belajar murid.
Wah, ternyata baik sekolah formal atau home schooling, keduanya punya nilai tambah masing-masing. Lantas, bagaimanakan lika-liku para ibu dalam membersamai putra-putrinya dalam menjalankan sekolah formal dan home schooling? Apa saja pertimbangan mereka dalam memilih lembaga pendidikan bagi buah hatinya?
Yuk, saksikan tayangan lengkapnya bersama host kesayangan kita, Fajrina Addien, hanya di program Differ Fun : Formal Schooling vs Home Schooling berikut ini:
Comments